Sabtu, 05 Februari 2011

BAB 2

BAB II
LANDASAN TEORI

Perairan umum atau air tawar,biasa disebut juga perairan darat ( Kordi, 2008:48). Perairan umum merupakan perairan sementara, berumur pendek jika diukur dengan skala waktu geologi. Dengan proses-proses penimbunan dan sedimentasi tektonik perairan darat dapat hilang dalam waktu yang cukup pendek. Sehingga fauna perairan umum lebih terbatas jika dibandingkan dengan fauna di lautan.
Yang disebut perairan umum atau air tawar antara lain danau,sungai,waduk,rawa dan genangan air lainnya.
Menurut sumber lain, Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori sungai. Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau. Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia. Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam. Genangan air lainnya adalah perairan umum selain kategori di atas

Seperti di laut, semua unsur yang terdapat dibumi dapat ditemukan diperairan umum. Unsure-unsur yang terdapat dalam perairan umum adlah seperti karbonat, klorida, magnesium dan besi. Biasanya kadar Karbonat perairan dinyatakan dalam kesadahan karbonat. Kesadahan ini dibedakan dari kesadahan total, yaitu jumlah semua alkali tanah yang terdapat dan bersenyawa anion.
Unsur-unsur kimia lainnya ada dalam air hujan yang mungkin banyak campuran bahan anorganik dalam jumlah yang cukup besar. Misalnya lagi unsur-unsur kimia yang ditentukan oleh kandungan mineral dan daerah air sungai. Jika mineral daerah aliran sungai terdiri atas endapan yang terkikis, maka konsentrasi mineral air cukup tinggi. Sebaliknya, jika batuannya tahan terhadap cuaca, secara relatif kadar air mineralnya rendah ( Anwar dalam Kordi, 2008:50 ).

Sementara itu daerah tropic mempunyai suhu udara atau air tahunan yang kecil oleh karena itu perbedaan suhu permukaan dan dasar juga lebih kecil. Ini disebabkan langit malam yang dingin, radiasi panas tidak terhalang oleh awan yang lembab sehingga suhu permukaan air dapat menurun lebih rendah dari sirkulasi akan terjadi (Sutawidjaja dalam Kordi,2008:51 )
Sementara itu perusakan hutan juga mengakibatkan pendangkalan pada lingkungan air tawar yang dapat menimbulkan kerusakan pada habitat biota air. Khususnya danau-danau di Sulawesi ikan- ikan asli endemic semakin terdesak introduksi ikan-ikan yang dikembangbiakan cepat seperti ikan gurami.
Gurami merupakan ikan air tawar yang unggul, walaupun pertumbuhannya lambat, gurami menjadi primadona dalam budidaya ikan air tawar. Sementara itu data FAO tidak mencantumkan gurami sebagai salah satu ikan yang dibudidayakan. Hanyalah Indonesia yang mencatatkan data ikan gurami. Hal ini merupakan peluang Indonesia untuk mempromosikan ikan gurami sebagai komoditas andalan. Menurut data dari Huet di Indonesia sejak tahun 1960-an produksi ikan gurami telah mencapai sekitar 2 % dari keseluruhan jumlah ikan yang dihasilakan dalam sector budidaya ikan air tawar. Dan menurut catatan Huet di Thailand sejak 1984 melalui kerja sama dengan Institute for Scientific Cooperation ( Tuebingen, Jerman ) dan Agricultural Collage of Ayutthaya ( Thailand ) melakukan penelitian intensif untuk pengembangan ikan ini.
Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernafas langsung dari udara.
Sementara menurut Azhary ( 2006 : 4 ) ikan gurami merupakan ikan yang istimewa dapat dipelihara walaupun tidak harus mendapatkan aliran air terus menerus. Ikan gurami juga dapat berkembang biak sepanjang musim walaupun di habitat aslinya ikan ini hanya berkembang biak hanya dalam musim kemarau. Namun ikan gurami akan tumbuh baik pada kondisi air yang mempunyai suhu 24°-28°C. Ikan gurami juga membutuhkan kolam yang berlumpur, namun lumpur yang berlebihan juga harus harus dihindari.
Ikan Gurami adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam menurut sumber lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar